Senin, 04 Juni 2018

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (Morfologi Tumbuhan): Bunga dan Bagian-bagiannya


LAPORAN PRAKTIKUM
MORFOLOGI TUMBUHAN
BUNGA DAN BAGIAN-BAGIANNYA
 
          

Oleh :
Nama                      : Karinda Puspa Mentari
NIM                        : 170210103103
Program Studi         : Pendidikan Biologi
Kelompok               : 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

I.              JUDUL
Bunga dan Bagian-bagiannya

II.           TUJUAN
2.1    Kegiatan 1
Mengetahui dan mendeskripsikan bagaian-bagian bunga
2.2  Kegiatan 2
Mendeskripsikan bagian-bagian bunga termodifikas
2.3     Kegiatan 3
Mendeskripsikan bunga majemuk berbatas dan tidak berbatas
2.4     Kegiatan 4
Menyusun rumus bunga dan diagram bunga menggunakan simbol

III.        DASAR TEORI
Bunga adalah tunas terspesialisasi untuk reproduksi seksual yang dapat memiliki lebih dari empat cincin daun yang termodifikasi (sporofil) yang dimaksud organ bunga: sepal, petal, stamen dan karlpel. Dimulai dari dasar bunga terdapat sepal atau kelopak yang biasaya berwarna hijau dan menyelubungi bunga sebelum mekar. Di sebelah dalam dari sepal atau mahkota yang berwarna cerah pada kebanyakan bunga dan membantu memikat polibator. Stamen menghasilkan mikrospora yang berkembang menjadi serbuk polen yang mengandung gametofit jantan. Pada ujung karpel terdfapat stigma atau kepala putik yang menerima polen. Stilus atau tangkai putik menghubungkan stigma dengan ovarium(Campbell, 2013).
Bagian-bagian bunga pada umumnya yaitu , tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), hiasan bunga (perianthiyum) berupa kelpoak (kalix) dan mahkota (corolla), tenda bunga (perigonium), alat kelamin jantan (androecium) berupa benang sari (stamen), dan alat kelamin betina (gynoecium) berupa putik (pistil) (Tjitrosoepomo, 2009).
Dalam satu jenis tumbuhan ada yang memiliki banyak bunga dan ada juga yang hanya memiliki satu bunga. Dalam hal ini tumbuhan dikenal sebagai tumbuhan berbunga tunggal dan berbunga banyak. Pada satu tangkai bunga kadang-kadang hanya memiliki 1 bunga saja tetapi ada juga yang memiliki banyak bunga pada satu tangkainya.  Dalam hal ini tumbuhan dikenal sebagai tumbuhan berbunga tunggal dan berbunga majemuk.(Rosanti, 2013).
Danser (1928) menyatakan bunga jantan majemuk berbentuk paniculata (malai) dimana bunga betina lebih pendek dari bunga jantan dan pada bunga yang masih muda sering ditutupi oleh bulu-bulu halus yang berwarna kecoklatan. Panjangnya berkisar antara 6-30 cm dan lebarnya 2-6 mm. Menurut Tamin dan Hotta (1986) bunga jantan mempunyai empat sepal, elip atau membulat, tangkai sari berdiri di atas dasar bunga dan pada ujungnya didapatkan antera yang bulat (Ampullaria,N., N. Gracilis, dan N. Reinwardtiana. 2012).
Tanaman berumah satu (monoecious). Tanaman ini memiliki karakteristik bunga berumah satu sehingga bunganya berkembang secara dichogamy, polygamy atau anomali (Edmonds & Staniforth, 1998). Perbedaan ciri-ciri bunga antar jenis dapat mempengaruhi tindakan penyerbuk sehingga berakibat pada perbedaan tingkat keberhasilan reproduksinya (Navarro et al., 2007) (Astho Pramono, Agus., dkk. 2016).
 Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang bertalian dengan jenis kelaminnya atau simetrinya, huruf- huruf merupakan singkatan nama bagian-bagian bunga. Sedangkan angka-angka menunjukkan jumlah masing-masing bagian-bagian bunga. Rumus bunga dapat menunjukan 4 bagian-bagian pokok bunga antara lain:
a.                      Kelopak yang dinyatakan dengan huruf K singkatan dari kalix (calyx), yang merupakan istilah ilmiah untuk kelopak.
b.                     Tajuk atau mahkota yang dinyatakan dengan huruf C singkatan dari Corolla yang merupakan istilah ilmiah dari mahkota.
c.                      Benang-benang sari yang dinyatakan dengan huruf A singkatan dari Androecium yang merupakan istilah ilmiah alat jantan.
d.                     Putik yang dinyatakan dengan huruf G singkatan dari Gynoecium yang merupakan istilah ilmiah kelamin betina (Tjitrosoepomo, 2009: 211-212).

IV.        METODOLOGI PRAKTIKUM
4.1    Alat dan Bahan
4.1.1    Alat
a.    Alat tulis
b.    Kamera
4.1.2   Bahan
4.1.2.1  Kegiatan 1
a.    Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
b.    Bunga turi (Sesbania grandiflora)
c.    Bunga kastuba (Euphorbia milli)
4.1.2.2  Kegiatan 2
a.       Bunga kana (Canna sp.)
b.      Bunga anggrek (Dendrobium sp.)
c.       Bunga bugenvil (Bougainvillea spectabilis)
d.      Bunga sirsat (Annona muricata)
4.1.2.3  Kegiatan 3
a.       Bunga kembang merak (Caesalpinia plucherima)
b.      Bunga sirih (Piper betle)
c.       Bunga matahari (Heliantus annuus)
d.      Bungapetai cina (Leucaena glauca)
e.       Bunga beringin (Ficus sp.)
f.       Bunga manga (Mangifera indica)
g.      Bunga anthurium (Anthurium andreanum)
h.      Bunga melati (Jasminum sambac)
i.        Bunga buntut tikus (Heliotropin indicum)
j.        Bunga jadam (Rheo discolor)
k.      Bunga kastuba (Euphorbia milli)
4.1.2.4  Kegiatan 4
a.       Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
b.      Bunga anggrek (Dendrobium sp.)
c.       Bunga jantan dan betina waluh (Cucurbita moschata)
d.      Bunga kana (Canna sp.)
e.       Bunga pepaya (Carica papaya)

II.           PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan 4 kegiatan yang bertujuan untuk dapat mendeskripsikan struktur dan fungsi bunga, baik bunga tunggal maupun bunga majemuk.
Bunga adalah alat perkembangbiakan generatif tumbuhan biji tertutup. Dalam bagian-bagian bunga yang memiliki macam-macam atau jenis-jenis bagian yang setiap fungsinya masing-masing bagian bunga tersebut berbeda-beda, bagian-bagian bunga dan rungsinya antara lain:
a.      Tangkai induk bunga (rachis, penduluncus, penduluncus communis)
adalah aksis perbungaan dalam lanjutan dari batang atau cabang.
b.      Tangkai bunga (pedicellus) adalah bagian bunga yang tepat berada dibagian bawah bunga yang merupakan pendukung terakhir dari cabang bunga. Fungsi dari tangkai bunga adalah penghubung antara bunga dengan ranting dan tangkai bunga juga berfungsi sebagai penopang bunga.
c.       Dasar bunga (receptacle) adalah bagian ujung bunga dalam melekatkan dan bertumpunya mahkota bunga. Fungsi dari dasar bunga adalah tempat bertumpunya atau letak mahkota bunga.
d.      Daun pelindung (bractea) adalah daun yang diketiaknya ditumbuhi bunga, daun pelindung merupakan daun terakhir.
e.       Daun tangkai (bracteola) adalah satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Pada tunbuhan biji belah (Dicotyledoneae) biasanya terdapat dua daun tangkai yang letaknya tegak lirus pada bidang median, sedang pada tumbuhan biji tungggal (Monocotyledoneae) hanya terdapat satu tangkai dan letaknya dalam bidang median, dibagian atas tangkai bunga.
f.       Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang sering kali menyelubungai seluruh bunga majemuk waktu belum mekar.
g.      Daun-daun pembalut (braktea involukcralis, involucrum). Yaitu sejumlah daun yang tersususn dalam suatu lingkaran.
h.      Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya.
i.        Kelopak bunga (kalix) adalah bagian bunga yang melindungi dan menyelimuti mahkota disaat bunga masih kuncup. Fungsi dari kelopak bunga adalah melindungi mahkota bunga ketika kuncup dan akan terbuka jika mahkota mekar. Kelopak bunga biasanya warna dan bentuknya menyerupai daun.
j.        Mahkota bunga (corolla) adalah bagian bunga yang paling indah yang memiliki beraneka ragam warna yang menarik, dari keindahan bagian bunga ini (mahkota), mahkota bunga disebut sebagai perhiasan bunga. Dari warna-warna menarik tersebut, mahkota bunga memikat serangga-serangga yang berfungsi sebagai proses penyerbukan.
k.      Benang sari (stamen) adalah alat kelamin jantan sebagai alat perkembangbiakan bunga atau fertil yang terdiri atas kepala sari (anthera), serbuk sari (polen), tangkai sari (filament) dan penunjang kepala sari. Fungsi benang sari adalah sebagai alat kelamin jantan.
l.        Putik (pistil) adalah bagian alat perkembangbiakan bunga atau fertil yakni alat kelamin betina dan terdapat bakal bunga dan bakal biji pada putik. Putik terdapat ditengah-tengah bagian bunga yang dikelilingi oleh benang sari. Putik terdiri atas dua bagian yakni kepala putik dan tangkai putik.
Berdasarkan jumlah bunganya, bunga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk, bungga tunggal adalah bunga yang pada satu tangkainya pada bagian ujung nya memiliki satu bunga saja, sedangkan pada bunga majemuk ditemukan banyak bunga pada satu ibu tangkai bunga yang ibu tangkainya bercabang-cabang.
Pada kegiatan 1 dilakukan pengamatan mengenai bagian-bagian bunga dan menentukan golongan bunga tersebut apakah bunga lengkap atau bunga tidak lengkap. Bunga yang diamati antara lain, bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), bunga turi (Sesbania grandiflora), bunga kastuba (Euphorbia milli).
Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) merupakan bunga lengkap, bagian-bagian dari bunga sepatu antara lain tangkai bunga (pedicellus), dasar  bunga (receptaculum), kelopak tambahan (epicalix) sebanyak 7 buah yang berpisah, kelopak (kalix) sebanyak 5 buah berlekatan, mahkota bunga (corolla) sebanyak 5, kepala putik (stigma) sebanyak 5, kepala sari, tangkai benang sari, colummna dan ovari. Benang sari melekat pada tangkai putik dan jumlahnya tak terbatas. 
Bunga turi (Sesbania grandiflora) merupakan bunga lengkap, bagian-bagian dari bunga turi antara lain tangkai bunga (pedicellus), dasar  bunga (receptaculum), kelopak (kalix), mahkota bunga (corolla) yang terdiri dari 3 macam: lunas (carina), sayap (ala) bendera (vexillum), putik (pistil), benang sari (stamen) sebanyak 9, 8 berlekatan dengan putik, 1 bebas, dan ovari.
Bunga kastuba (Euphorbia milli) merupakan bunga tidak lengkap, bagian-bagian dari bunga kastuba antara lain tangkai bunga (pedicellus), dasar  bunga (receptaculum), daun pemikat, tenda bunga (perigonium), kepala putik (stigma), benang sari (stamen), ovary dan kelenjar madu.
Pada kegiatan 1 dilakukan pengamatan mengenai modifikasi bagian bunga, bunga yang diamati antara lain: Bunga kana (Canna sp.), bunga anggrek (Dendrobium sp.), bunga bugenvil (Bougainvillea spectabilis), bunga sirsat (Annona muricata).
Bunga kana (Canna sp.) merupakan bunga lengkap, bagian bunga yang mengalami modifikasi adalah pada benang sarinya atau stamen. Bunga kana memiliki 5 buah benang sari, terdapat 4 benang sari steril/ mandul dan 1 benang sari fertil. Benang sari steril mengalami modifikasi pada bentuknya, bentuk dari benang sari fertil mirip seperti mahkota bunga yang akhirnya benang sari ini memiliki fungsi untuk memikat serangga.
Bunga anggrek (Dendrobium sp.) merupakan bunga tidak lengkap, bagian bunga yang mengalami modifikasi adalah putiknya, dimana putik tersebut memiliki bentuk seperti mahkota bunga, dengan kata lain fungsi dari putik ini selain untuk perkembang biakan tetapi juga untuk memikat serangga. Bagian-bagian bunga pada bunga nggrek antara lain adalah, tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), tenda bunga (perigonium) lingkaran luar sebanyak 3 dan tenda bunga bagian dalam sebanyak 2, putik (pistil), benang sari (stamen).
Bunga bugenvil (Bougainvillea spectabilis) merupakan bunga tidak lengkap, bagian bunga yang mengalami modifikasi adalah terdapat daun pemikat, daun  pemikat ini berfungsi untuk memikat serangga karena bunga bugenvil tidak memiliki mahkota bunga, melainkan tenda bunga atau kelopak dan mahkota bunga yang tidak dapat dibedakan atau dipisahkan. Bagaian lain dari bunga bugenvil yaitu terdapat putik (pistil), dan benang sari (stamen).
Bunga sirsat (Annona muricata) merupakan bunga tidak lengkap, bagian bunga yang mengalami modifikasi adalah adanya dua bagian tenda bunga yaitu tenda bunga luar dan tenda bunga dalam, masing masing tenda bunga memiliki 3 helai, putik dan benang sarinya terdapat dalam satu tempat yang berbentuk seperti kerucut di tengah bunganya. Selain itu terdapat ovullum di dalam putiknya.
Bunga majemuk ini memiliki 3 macam golongan, antara lain:
a.       Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, jika dilihat dari atas nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan mulai terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar mulai dari ujung menuju kepusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini yang dinamakan bunga majemuk tak terbatas, misalnya kembang merak (Caisalpinia pulcherrima).
b.      Bunga majemuk berbatas (Inflorescentia cymosa), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, pada bunga majemuk berbatas bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat disumbu pokok/ibu tangkainya, jadi dari tengah dan pinggir (jika dilihat dari atas) oleh sebab itu dinamakan bunga majemuk berbatas.
c.       Bunga majemuk campuran (Inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bayangan majemuk tak berbatas  misalnya pada bunga soka (Ixora hibrida).
            Bunga majemuk yang dibedakan dalam ketiga golonga tersebut di atas masing-masing dapat dibedakan lagi dalam beberapa ragam bunga majemuk adalah sebagai sebagai berikut:
·      Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa) Dalam golongan ini dapat dibedakan lagi yang:
A.  Ibu tangkai nya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya adalah sebagai berikut:
1.      Tandan (racemes atau botrys), jika bunga bretangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya, misalnya pada kembang merak (Caesalpina pulcherrima Swartz.).
2.      Bulir (spica), seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai, misalnya bunga jorong (Stachytrapheta jamaicensis).
3.      Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah), misalnya pada sirih (Piper betle L.)
4.      Tongkol (spadik), seperti bulir, tetapi ibu tangkainya besar, tebal, dan seringkali berdaging, misalnya pada jagung (Zea mays L.).
5.      Bunga payung (umbrela), yaitu suatu bunga majemuk tak berbatas, yang dari ujung ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya; Masing-masing cabang mempunyai suatu daun pelindung pada pangkalnya, maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti terdapat daun pembalut, misalnya pada daun kaki kuda (Centella osiatica Urb.).
6.      Bunga cawan (coymbus atau anthodium ), yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan (ada pula tidak begitu nyata), dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunganya.
7.      Bunga bonggol (capitulum), suatu bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk bola.misalnya pada sikejut (Mimosa pudica L.).
8.      Bunga periuk (hypanthodium) bunga ini dapat dibedakan dalam dua bentuk,yaitu:
a.       Ujung ibu tangkainya menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada, sedang bunga-bunganya terdapat seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga tercapai bentuk atau silindris. Daun-daun pembalut tidak ada.
b.      Ujung ibu tangkai menebal berdaging, membentuk badan yang sama menyerupai periuk, sehingga bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat didalam periuk tadi, dan sama sekali tak tampak dari luar.
B.     Bunga majemuk tak   berbatas yang ibu tangkai bercabang-cabang, dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya. Dalam golongan ini dapat disebut:
1.      Malai (panicula): Ibu tamgkainya mengadakan percabangan secara monopodial, demikian pula cabang-cabangnya, sehingga suatu malai dapat disamakan denga suatu tandan majemuk. Secara keseluruhan seringkali memperlihatkan bentuk sebagai kerucut atau limas, misalnya; bunga mangga (Mangifera indica L.), rambutan, langsat  
2.      Malai rata (corymbus romosus): Ibu tangkai mengdakan percabangan, demikian pula seterusnya cabangnya, tetapi cabang- cabang tadi mempunyai sifat demikian rupa sehingga seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung, contohnya; soka (Ixoro grandiflora),
3.      Bunga payung majemuk (umbella composite), yaitu suatu bunga payung yang tersusum, dapat pula dikatakan sebagai bunga paying, yang bagian-bagiannya berupa suatu payung kecil (umbellula). Pada pangkal percabangan yang pertama terdapat daun-daun pembalut (involucrum), demikian pula pada pangkal percabangan yang berikutnya, hanya daun-daunnya lebih kecil (involucellum),. Bunga bertingkat atu majemuk terdapat misalnya pada wortel (Daucus carota),
4.      Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol, yang ibu tangkainya becabang-cabang dan masing-masing cabang merupakan bagian denga susunan sepaerti tongkol pula, terdapat misalnya pada kelapa (Cocos nucifera) dan palma (Palmae) umumnya. Suatu tongkol majemuk sebelum mekar biasanya diselubungi oleh seludang yang besar, tebal, dan kuat.
5.      Bulir majemuk, jika ibu tangkai bunga cabang-cabang dan masing-masing cabang mendukung bunga-bunga dengan susunan seperti bulir, misalnya bunga jagung (Zea mays L.) yang jantan, dan bunga berbagai jenis rumput (Gramineae).
·         Bunga majemuk berbatas (inflorescenti cymosa, inflorescentia centrifuga) macamnya:
1.      Anak payung menggarpu (dichasium). Pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga, misalnya terdapat pada bunga melati (Jasminum sambac Ait.).
2.      Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya cabang-cabangnya bercabang lagi tetapi setiap kali bercabang hanya terbentuk satu cabang saja, yang arahnya berganti-ganti ke kanan dan ke kiri, misalnya pada beberapa jenis tumbuhan yang tergolong suku Euphorbiaceae,yaitu kayu merah (Euphoribia pulcherrima Willd.).
3.      Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang, tetapi setiap kali bercabang juga hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk ke kiri dan ke  kanan, misalnya bunga kenari (Canarium commune L.).
4.      Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tapi semua percabang terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit, terdapat pada tumbuhan suku Juncaceae.
5.      Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling, semua percabangan terletak pada satu bidang dan cabang tidak sam panjang, sehingga semua bunga pada bunga majemuk terdapat pada tempat yang sama tingginya, terdapat antara lain pada tumbuha suku Iridaceae.
            Pengamatan bunga majemuk yang dilakukan pada kegiatan 3, bunga majemuk yang diamati anatara lain: bunga kembang merak (Caesalpinia plucherima), bunga sirih (Piper betle), bunga matahari (Heliantus annuus), bunga petai cina (Leucaena glauca), bunga beringin (Ficus sp.), bunga manga (Mangifera indica), bunga anthurium (Anthurium andreanum), bunga melati (Jasminum sambac), bunga buntut tikus (Heliotropin indicum), bunga jadam (Rheo discolor), bunga kastuba (Euphorbia milli).
            Bunga kembang merak (Caesalpinia plucherima), merupakan bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), bunga ini memiliki tipe tandan (racemes atau botrys) yaitu jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya, ibu tangkai akan bercabang dan cabang cabang ibu tangkai tersebut akan mendukung 1 bunga.
Bunga sirih (Piper betle), merupakan bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), bunga ini memiliki tipe untai atau bunga lada (amentum) yaitu seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya. Bunga sirih merupakan bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah.
Bunga matahari (Heliantus annuus), merupakan bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), bunga ini memiliki tipe cawan (coymbus atau anthodium ), yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan (ada pula tidak begitu nyata), dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunganya. Terdapat 2 jenis bunga pada bunga matahari yaitu bunga pita di bagian luar dan bunga tabung di bagian dalam berukuran lebih kecil. Bunga pita merupakan bunga yang steril sedangkan bunga tabung merupakan bunga fertil karena memiliki putik dan benang sari di dalamnya.
Bunga petai cina (Leucaena glauca), merupakan bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), bunga ini memiliki tipe bonggol (capitulum), suatu bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk bola.
Bunga beringin (Ficus sp.), merupakan bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), bunga ini memiliki tipe periuk (hypanthodium) yang ujung ibu tangkai menebal berdaging, membentuk badan yang sama menyerupai periuk, sehingga bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat didalam periuk tadi, dan sama sekali tak tampak dari luar.
Bunga manga (Mangifera indica), merupakan bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), bunga ini memiliki tipe malai (panicula) yaitu ibu tamgkainya mengadakan percabangan secara monopodial, demikian pula cabang-cabangnya, sehingga suatu malai dapat disamakan denga suatu tandan majemuk. Secara keseluruhan seringkali memperlihatkan bentuk sebagai kerucut atau limas.
Bunga anthurium (Anthurium andreanum), merupakan bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), bunga ini memiliki tipe tongkol (spadik), seperti bulir, tetapi ibu tangkainya besar, tebal, dan seringkali berdaging, dalam satu tongkol ini terdapat 2 jenis kelamin bunga, bagian atas merupakan kelamin betina sedangkan yang bawah kelamin jantan.
     Bunga melati (Jasminum sambac), merupakan bunga majemuk berbatas (inflorescenti cymosa, inflorescentia centrifuga) tipe anak payung menggarpu (dichasium) yaitu pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga dan dibawahnya terdapat 2 cabang di kanan kiri dengan panjang yang sama,kelopak dan tangkai pada bunga melati ini menyatu.
Bunga buntut tikus (Heliotropin indicum), merupakan bunga majemuk berbatas (inflorescenti cymosa, inflorescentia centrifuga) tipe bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya cabang-cabangnya bercabang lagi tetapi setiap kali bercabang hanya terbentuk satu cabang saja, yang arahnya berganti-ganti ke kanan dan ke kiri.
Bunga jadam (Rheo discolor), merupakan bunga majemuk berbatas (inflorescenti cymosa, inflorescentia centrifuga) tipe berkas (fasciculus) yaitu memiliki ibu tangkai yang pendek , bunganya lebih besar dari pada tukai, bunga jadam memiliki 2 buah seludang bunga yang melindungi seluruh daun majemuk di dalamnya saat masih muda.
Bunga kastuba (Euphorbia milli). merupakan bunga majemuk berbatas (inflorescenti cymosa, inflorescentia centrifuga) tipe bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya cabang-cabangnya bercabang lagi tetapi setiap kali bercabang hanya terbentuk satu cabang saja, yang arahnya berganti-ganti ke kanan dan ke kiri, tetapi bunga kastuba memiliki susunan khas yang disebut cyathium atau terdapat satu bunga yang dikelilingi oleh 5 bunga bercabang seling yang terdiri dari 4 bunga jantan.
Kegiatan 4 yaitu dilakukan pengamatan pada bunga untuk dilihat diagramnya dan menuliskan rumus bunganya. Bunga yang diamati antara lain: bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), bunga anggrek (Dendrobium sp.), bunga jantan dan betina waluh (Cucurbita moschata), bunga kana (Canna sp.), bunga pepaya (Carica papaya).
Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), merupakan bunga yang memiliki kelamin ganda (hermaprodit) yang memiliki banyak simetri lipat. Pada bagian bunganya terdapat 7 kelopak tambahan (epikalix), 5 kelopak (kalix) yang berlekatan, memiliki 5 mahkota bunga (corolla), alat kelamin jantan (androeceum) dan betina (gynoeceum) berada pada satu tangkai, jumlah benang sari (stamen) tak terbatas sedangkan jumlah putiknya (pistil) 5 dan menumpang.
Bunga anggrek (Dendrobium sp.), merupakan bunga yang memiliki kelamin ganda (hermaprodit) yang memiliki 1 simetri lipat. Pada bagian bunganya terdapat tenda bunga (perigonium) sebanyak 3 pada lingkaran luar dan 2 pada lingkaran dalamnya, alat kelamin jantan (androeceum) berupa benang sari (stamen) jumlahnya tak hingga dan betina (gynoeceum) berupa putik (pistil) jumlahnya 3 berlekatan dan menumpang.
Bunga jantan dan betina waluh (Cucurbita moschata), merupakan bunga yang memiliki kelamin tunggal, tetapi dalam 1 tumbuhan ditemukan 2 jenis bunga dengan kelamin yang berbeda. Memiliki banyak simetri lipat. Pada bagian bunganya terdapat 5 kelopak (kalix), memiliki 5 mahkota bunga (corolla) yang berlekatan. Pada  bunga jantan, alat kelamin jantan (androeceum) sejumlah tak hingga, pada bunga betina, alat kelamin betinanya (gynoeceum) sejumlah 3 berlekatan dan tenggelam.
Bunga kana (Canna sp.), merupakan bunga yang memiliki kelamin ganda (hermaprodit) yang memiliki 1 simetri lipat. Pada bagian bunganya terdapat 3 kelopak (kalix), memiliki 3 mahkota bunga (corolla), alat kelamin jantan (androeceum) berupa benang sari (stamen) jumlahnya 5 dengan 4 buah steril dan 1 buah fertil. kelamin betina (gynoeceum) berupa putik (pistil) jumlahnya 1.
Bunga pepaya (Carica papaya), merupakan bunga yang memiliki kelamin ganda (hermaprodit) yang memiliki banyak simetri lipat. Pada tumbuhan papaya didapati 3 jenis bunga yaitu bunga jantan, bunga betina, dan bunga banci. Pada pengamatan bunga pepaya, yang diamati hanya bunga jantan dan bunga betina saja. Pada bagian bunganya terdapat 5 mahkota bunga (corolla). Pada bunga jantan terdapat 5 kelopak (kalix) yang berlekatan, alat kelamin jantan (androeceum) berupa benang sari (stamen) jumlahnya 5. Pada bunga betina terdapat 5 kelopak (kalix), alat kelamin betina (gynoeceum) berupa putik (pistil) jumlahnya 5 menumpang.

III.        PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Pada praktikum bagian-bagian bunga  ini dapat disimpulkan bahwa bunga adalah alat perkembangbiakan generatif tumbuhan biji tertutup. Dalam bagian-bagian bunga yang memiliki macam-macam atau jenis-jenis bagian yang setiap fungsinya masing-masing bagian bunga tersebut berbeda-beda. Bunga memiliki 2 golongan yaitu bunga tungal dan bunga majemuk (inflorecentia). Bagian-bagian dari bunga antara lain: Tangkai induk bunga (rachis, penduluncus, penduluncus communis), tangkai bunga (pedicellus) dasar bunga (receptacle), daun pelindung (bractea), daun tangkai (bracteola),  seludang bunga (spatha), daun-daun pembalut (braktea involukcralis, involucrum), daun-daun tenda bunga (tepalae), kelopak bunga (kalix), mahkota bunga (corolla), benang sari (stamen), putik (pistil).




























DAFTAR PUSTAKA

Ampullaria,N., N. Gracilis, dan N. Reinwardtiana. 2012. Biologi Bunga Tumbuhann Nepenthes. Jurnal Pelangi. 4(2): 66-75.
Astho Pramono, Agus., dkk. 2016. Bunga Surian (Toona sinensis (A. Juss.) M. Roem.): Morfologi, Fenologi, dan Serangga Pengunjung. Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan. 4(2): 67-80.
Campbell, N.A. et al., 2012. BIOLOGI Edisi 8, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.