LAPORAN
PRAKTIKUM
MORFOLOGI
TUMBUHAN
“BUNGA DAN
BAGIAN-BAGIANNYA”
Oleh
:
Nama : Karinda Puspa Mentari
NIM : 170210103103
Program Studi : Pendidikan Biologi
Kelompok : 2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
I.
JUDUL
Bunga dan
Bagian-bagiannya
II.
TUJUAN
2.1
Kegiatan 1
Mengetahui
dan mendeskripsikan bagaian-bagian bunga
2.2 Kegiatan 2
Mendeskripsikan
bagian-bagian bunga termodifikas
2.3
Kegiatan 3
Mendeskripsikan
bunga majemuk berbatas dan tidak berbatas
2.4
Kegiatan 4
Menyusun
rumus bunga dan diagram bunga menggunakan simbol
III.
DASAR TEORI
Bunga
adalah tunas terspesialisasi untuk reproduksi seksual yang dapat memiliki lebih
dari empat cincin daun yang termodifikasi (sporofil) yang dimaksud organ bunga:
sepal, petal, stamen dan karlpel. Dimulai dari dasar bunga terdapat sepal atau
kelopak yang biasaya berwarna hijau dan menyelubungi bunga sebelum mekar. Di
sebelah dalam dari sepal atau mahkota yang berwarna cerah pada kebanyakan bunga
dan membantu memikat polibator. Stamen menghasilkan mikrospora yang berkembang
menjadi serbuk polen yang mengandung gametofit jantan. Pada ujung karpel
terdfapat stigma atau kepala putik yang menerima polen. Stilus atau tangkai
putik menghubungkan stigma dengan ovarium(Campbell, 2013).
Bagian-bagian bunga pada
umumnya yaitu , tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), hiasan
bunga (perianthiyum) berupa kelpoak (kalix) dan mahkota (corolla), tenda bunga
(perigonium), alat kelamin jantan (androecium) berupa benang sari (stamen), dan
alat kelamin betina (gynoecium) berupa putik (pistil) (Tjitrosoepomo, 2009).
Dalam satu jenis tumbuhan
ada yang memiliki banyak bunga dan ada juga yang hanya memiliki satu bunga.
Dalam hal ini tumbuhan dikenal sebagai tumbuhan berbunga tunggal dan berbunga
banyak. Pada satu tangkai bunga kadang-kadang hanya memiliki 1 bunga saja
tetapi ada juga yang memiliki banyak bunga pada satu tangkainya. Dalam hal ini tumbuhan dikenal sebagai
tumbuhan berbunga tunggal dan berbunga majemuk.(Rosanti, 2013).
Danser
(1928) menyatakan bunga jantan majemuk berbentuk paniculata (malai) dimana
bunga betina lebih pendek dari bunga jantan dan pada bunga yang masih muda
sering ditutupi oleh bulu-bulu halus yang berwarna kecoklatan. Panjangnya
berkisar antara 6-30 cm dan lebarnya 2-6 mm. Menurut Tamin dan Hotta (1986)
bunga jantan mempunyai empat sepal, elip atau membulat, tangkai sari berdiri di
atas dasar bunga dan pada ujungnya didapatkan antera yang bulat (Ampullaria,N.,
N. Gracilis, dan N. Reinwardtiana. 2012).
Tanaman
berumah satu (monoecious). Tanaman ini memiliki karakteristik bunga
berumah satu sehingga bunganya berkembang secara dichogamy, polygamy atau
anomali (Edmonds & Staniforth, 1998). Perbedaan ciri-ciri bunga antar jenis
dapat mempengaruhi tindakan penyerbuk sehingga berakibat pada perbedaan tingkat
keberhasilan reproduksinya (Navarro et al., 2007) (Astho Pramono, Agus., dkk. 2016).
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga
memberitahukan sifat bunga yang bertalian dengan jenis kelaminnya atau
simetrinya, huruf- huruf merupakan singkatan nama bagian-bagian bunga.
Sedangkan angka-angka menunjukkan jumlah masing-masing bagian-bagian bunga.
Rumus bunga dapat menunjukan 4 bagian-bagian pokok bunga antara lain:
a.
Kelopak yang
dinyatakan dengan huruf K singkatan dari kalix (calyx), yang merupakan istilah
ilmiah untuk kelopak.
b.
Tajuk atau
mahkota yang dinyatakan dengan huruf C singkatan dari Corolla yang merupakan
istilah ilmiah dari mahkota.
c.
Benang-benang
sari yang dinyatakan dengan huruf A singkatan dari Androecium yang merupakan
istilah ilmiah alat jantan.
d.
Putik yang
dinyatakan dengan huruf G singkatan dari Gynoecium yang merupakan istilah
ilmiah kelamin betina (Tjitrosoepomo, 2009: 211-212).
IV.
METODOLOGI PRAKTIKUM
4.1
Alat dan Bahan
4.1.1
Alat
a. Alat tulis
b. Kamera
4.1.2
Bahan
4.1.2.1 Kegiatan 1
a. Bunga sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis)
b. Bunga turi (Sesbania
grandiflora)
c. Bunga kastuba (Euphorbia
milli)
4.1.2.2 Kegiatan 2
a.
Bunga kana (Canna sp.)
b. Bunga anggrek (Dendrobium
sp.)
c. Bunga bugenvil (Bougainvillea
spectabilis)
d. Bunga sirsat (Annona
muricata)
4.1.2.3 Kegiatan 3
a. Bunga kembang merak (Caesalpinia plucherima)
b. Bunga sirih (Piper
betle)
c. Bunga matahari (Heliantus
annuus)
d. Bungapetai cina (Leucaena
glauca)
e. Bunga beringin (Ficus
sp.)
f. Bunga manga (Mangifera
indica)
g. Bunga anthurium (Anthurium
andreanum)
h. Bunga melati (Jasminum
sambac)
i.
Bunga buntut
tikus (Heliotropin indicum)
j.
Bunga jadam (Rheo discolor)
k. Bunga kastuba (Euphorbia
milli)
4.1.2.4 Kegiatan 4
a.
Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
b.
Bunga anggrek (Dendrobium sp.)
c.
Bunga jantan dan
betina waluh (Cucurbita moschata)
d.
Bunga kana (Canna sp.)
e.
Bunga pepaya (Carica papaya)
II.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan 4 kegiatan yang bertujuan untuk dapat mendeskripsikan
struktur dan fungsi bunga, baik bunga tunggal maupun bunga majemuk.
Bunga adalah alat perkembangbiakan generatif tumbuhan biji tertutup.
Dalam bagian-bagian bunga yang memiliki macam-macam atau jenis-jenis bagian
yang setiap fungsinya masing-masing bagian bunga tersebut berbeda-beda,
bagian-bagian bunga dan rungsinya antara lain:
a.
Tangkai induk bunga
(rachis, penduluncus, penduluncus communis)
adalah aksis perbungaan dalam lanjutan dari batang atau cabang.
b. Tangkai bunga (pedicellus) adalah bagian bunga yang
tepat berada dibagian bawah bunga yang merupakan pendukung terakhir dari cabang
bunga. Fungsi dari tangkai bunga adalah penghubung antara bunga dengan ranting
dan tangkai bunga juga berfungsi sebagai penopang bunga.
c. Dasar bunga (receptacle) adalah bagian ujung bunga
dalam melekatkan dan bertumpunya mahkota bunga. Fungsi dari dasar bunga adalah
tempat bertumpunya atau letak mahkota bunga.
d. Daun pelindung (bractea) adalah daun yang diketiaknya
ditumbuhi bunga, daun pelindung merupakan daun terakhir.
e. Daun tangkai (bracteola) adalah satu atau dua daun
kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Pada tunbuhan biji belah
(Dicotyledoneae) biasanya terdapat dua daun tangkai yang letaknya tegak lirus
pada bidang median, sedang pada tumbuhan biji tungggal (Monocotyledoneae) hanya
terdapat satu tangkai dan letaknya dalam bidang median, dibagian atas tangkai
bunga.
f. Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang
besar, yang sering kali menyelubungai seluruh bunga majemuk waktu belum mekar.
g. Daun-daun pembalut (braktea involukcralis,
involucrum). Yaitu sejumlah daun yang tersususn dalam suatu lingkaran.
h. Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan
mahkota sama bentuk dan warnanya.
i.
Kelopak bunga
(kalix) adalah bagian bunga yang melindungi dan menyelimuti mahkota disaat
bunga masih kuncup. Fungsi dari kelopak bunga adalah melindungi mahkota bunga
ketika kuncup dan akan terbuka jika mahkota mekar. Kelopak bunga biasanya warna
dan bentuknya menyerupai daun.
j.
Mahkota bunga
(corolla) adalah bagian bunga yang paling indah yang memiliki beraneka ragam
warna yang menarik, dari keindahan bagian bunga ini (mahkota), mahkota bunga
disebut sebagai perhiasan bunga. Dari warna-warna menarik tersebut, mahkota
bunga memikat serangga-serangga yang berfungsi sebagai proses penyerbukan.
k. Benang sari (stamen) adalah alat kelamin jantan
sebagai alat perkembangbiakan bunga atau fertil yang terdiri atas kepala sari
(anthera), serbuk sari (polen), tangkai sari (filament) dan penunjang kepala
sari. Fungsi benang sari adalah sebagai alat kelamin jantan.
l.
Putik (pistil)
adalah bagian alat perkembangbiakan bunga atau fertil yakni alat kelamin betina
dan terdapat bakal bunga dan bakal biji pada putik. Putik terdapat
ditengah-tengah bagian bunga yang dikelilingi oleh benang sari. Putik terdiri
atas dua bagian yakni kepala putik dan tangkai putik.
Berdasarkan
jumlah bunganya, bunga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bunga tunggal dan
bunga majemuk, bungga tunggal adalah bunga yang pada satu tangkainya pada
bagian ujung nya memiliki satu bunga saja, sedangkan pada bunga majemuk
ditemukan banyak bunga pada satu ibu tangkai bunga yang ibu tangkainya
bercabang-cabang.
Pada
kegiatan 1 dilakukan pengamatan mengenai bagian-bagian bunga dan menentukan
golongan bunga tersebut apakah bunga lengkap atau bunga tidak lengkap. Bunga
yang diamati antara lain, bunga sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis), bunga turi (Sesbania
grandiflora), bunga kastuba (Euphorbia
milli).
Bunga
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
merupakan bunga lengkap, bagian-bagian dari bunga sepatu antara lain tangkai
bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum),
kelopak tambahan (epicalix) sebanyak
7 buah yang berpisah, kelopak (kalix)
sebanyak 5 buah berlekatan, mahkota bunga (corolla)
sebanyak 5, kepala putik (stigma)
sebanyak 5, kepala sari, tangkai benang sari, colummna dan ovari. Benang sari
melekat pada tangkai putik dan jumlahnya tak terbatas.
Bunga
turi (Sesbania grandiflora) merupakan
bunga lengkap, bagian-bagian dari bunga turi antara lain tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum),
kelopak (kalix), mahkota bunga (corolla) yang terdiri dari 3 macam:
lunas (carina), sayap (ala) bendera (vexillum), putik (pistil), benang sari (stamen) sebanyak 9, 8
berlekatan dengan putik, 1 bebas, dan ovari.
Bunga
kastuba (Euphorbia milli) merupakan
bunga tidak lengkap, bagian-bagian dari bunga kastuba antara lain tangkai bunga
(pedicellus), dasar bunga (receptaculum),
daun pemikat, tenda bunga (perigonium),
kepala putik (stigma), benang sari
(stamen), ovary dan kelenjar madu.
Pada
kegiatan 1 dilakukan pengamatan mengenai modifikasi bagian bunga, bunga yang
diamati antara lain: Bunga kana (Canna sp.),
bunga anggrek (Dendrobium sp.), bunga
bugenvil (Bougainvillea spectabilis),
bunga sirsat (Annona muricata).
Bunga
kana (Canna sp.) merupakan bunga
lengkap, bagian bunga yang mengalami modifikasi adalah pada benang sarinya atau
stamen. Bunga kana memiliki 5 buah benang sari, terdapat 4 benang sari steril/
mandul dan 1 benang sari fertil. Benang sari steril mengalami modifikasi pada
bentuknya, bentuk dari benang sari fertil mirip seperti mahkota bunga yang
akhirnya benang sari ini memiliki fungsi untuk memikat serangga.
Bunga
anggrek (Dendrobium sp.) merupakan
bunga tidak lengkap, bagian bunga yang mengalami modifikasi adalah putiknya,
dimana putik tersebut memiliki bentuk seperti mahkota bunga, dengan kata lain
fungsi dari putik ini selain untuk perkembang biakan tetapi juga untuk memikat
serangga. Bagian-bagian bunga pada bunga nggrek antara lain adalah, tangkai
bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), tenda bunga (perigonium) lingkaran luar sebanyak 3
dan tenda bunga bagian dalam sebanyak 2, putik (pistil), benang sari (stamen).
Bunga
bugenvil (Bougainvillea spectabilis)
merupakan bunga tidak lengkap, bagian bunga yang mengalami modifikasi adalah
terdapat daun pemikat, daun pemikat ini
berfungsi untuk memikat serangga karena bunga bugenvil tidak memiliki mahkota
bunga, melainkan tenda bunga atau kelopak dan mahkota bunga yang tidak dapat
dibedakan atau dipisahkan. Bagaian lain dari bunga bugenvil yaitu terdapat
putik (pistil), dan benang sari (stamen).
Bunga
sirsat (Annona muricata) merupakan
bunga tidak lengkap, bagian bunga yang mengalami modifikasi adalah adanya dua
bagian tenda bunga yaitu tenda bunga luar dan tenda bunga dalam, masing masing
tenda bunga memiliki 3 helai, putik dan benang sarinya terdapat dalam satu
tempat yang berbentuk seperti kerucut di tengah bunganya. Selain itu terdapat
ovullum di dalam putiknya.
Bunga
majemuk ini memiliki 3 macam golongan, antara lain:
a. Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya
dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak,
jika dilihat dari atas nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan mulai terakhir
mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar mulai dari
ujung menuju kepusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini yang
dinamakan bunga majemuk tak terbatas, misalnya kembang merak (Caisalpinia pulcherrima).
b. Bunga majemuk berbatas (Inflorescentia cymosa), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu
tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, pada bunga majemuk berbatas bunga
yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat disumbu pokok/ibu tangkainya, jadi
dari tengah dan pinggir (jika dilihat dari atas) oleh sebab itu dinamakan bunga
majemuk berbatas.
c. Bunga majemuk campuran (Inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik
sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bayangan majemuk tak
berbatas misalnya pada bunga soka (Ixora hibrida).
Bunga majemuk yang dibedakan dalam
ketiga golonga tersebut di atas masing-masing dapat dibedakan lagi dalam
beberapa ragam bunga majemuk adalah sebagai sebagai berikut:
· Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa) Dalam golongan ini dapat dibedakan lagi
yang:
A. Ibu tangkai nya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga
(bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya adalah sebagai
berikut:
1.
Tandan (racemes atau botrys), jika bunga
bretangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya, misalnya pada kembang merak
(Caesalpina pulcherrima Swartz.).
2.
Bulir (spica), seperti tandan tetapi bunga
tidak bertangkai, misalnya bunga jorong (Stachytrapheta jamaicensis).
3.
Untai atau bunga
lada (amentum), seperti bulir, tetapi
ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh
seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi
buah), misalnya pada sirih (Piper betle L.)
4.
Tongkol (spadik), seperti bulir, tetapi ibu
tangkainya besar, tebal, dan seringkali berdaging, misalnya pada jagung (Zea
mays L.).
5.
Bunga payung (umbrela), yaitu suatu bunga majemuk tak
berbatas, yang dari ujung ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama
panjangnya; Masing-masing cabang mempunyai suatu daun pelindung pada
pangkalnya, maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti
terdapat daun pembalut, misalnya pada daun kaki kuda (Centella osiatica Urb.).
6.
Bunga cawan (coymbus atau anthodium ), yaitu suatu
bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga
mencapai bentuk seperti cawan (ada pula tidak begitu nyata), dan pada bagian
itulah tersusun bunga-bunganya.
7.
Bunga bonggol (capitulum), suatu bunga majemuk yang
menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut dan ujung ibu tangkai
biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk bola.misalnya
pada sikejut (Mimosa pudica L.).
8.
Bunga periuk (hypanthodium) bunga ini dapat dibedakan
dalam dua bentuk,yaitu:
a.
Ujung ibu
tangkainya menebal, berdaging, mempunyai bentuk seperti gada, sedang
bunga-bunganya terdapat seluruh bagian yang menebal tadi, sehingga tercapai
bentuk atau silindris. Daun-daun pembalut tidak ada.
b.
Ujung ibu
tangkai menebal berdaging, membentuk badan yang sama menyerupai periuk,
sehingga bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat didalam periuk
tadi, dan sama sekali tak tampak dari luar.
B.
Bunga majemuk
tak berbatas yang ibu tangkai
bercabang-cabang, dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga
bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya. Dalam golongan ini dapat
disebut:
1.
Malai
(panicula): Ibu tamgkainya mengadakan percabangan secara monopodial, demikian
pula cabang-cabangnya, sehingga suatu malai dapat disamakan denga suatu tandan
majemuk. Secara keseluruhan seringkali memperlihatkan bentuk sebagai kerucut
atau limas, misalnya; bunga mangga (Mangifera indica L.), rambutan,
langsat
2.
Malai rata
(corymbus romosus): Ibu tangkai mengdakan percabangan, demikian pula seterusnya
cabangnya, tetapi cabang- cabang tadi mempunyai sifat demikian rupa sehingga
seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar
atau agak melengkung, contohnya; soka (Ixoro grandiflora),
3.
Bunga payung
majemuk (umbella composite), yaitu suatu bunga payung yang tersusum, dapat pula
dikatakan sebagai bunga paying, yang bagian-bagiannya berupa suatu payung kecil
(umbellula). Pada pangkal percabangan yang pertama terdapat daun-daun pembalut
(involucrum), demikian pula pada pangkal percabangan yang berikutnya, hanya
daun-daunnya lebih kecil (involucellum),. Bunga bertingkat atu majemuk terdapat
misalnya pada wortel (Daucus carota),
4.
Bunga tongkol
majemuk, yaitu bunga tongkol, yang ibu tangkainya becabang-cabang dan
masing-masing cabang merupakan bagian denga susunan sepaerti tongkol pula,
terdapat misalnya pada kelapa (Cocos nucifera) dan palma (Palmae) umumnya.
Suatu tongkol majemuk sebelum mekar biasanya diselubungi oleh seludang yang
besar, tebal, dan kuat.
5.
Bulir majemuk, jika
ibu tangkai bunga cabang-cabang dan masing-masing cabang mendukung bunga-bunga
dengan susunan seperti bulir, misalnya bunga jagung (Zea mays L.) yang jantan,
dan bunga berbagai jenis rumput (Gramineae).
·
Bunga majemuk
berbatas (inflorescenti cymosa, inflorescentia
centrifuga) macamnya:
1.
Anak payung
menggarpu (dichasium). Pada ujung ibu
tangkai terdapat satu bunga, misalnya terdapat pada bunga melati (Jasminum sambac Ait.).
2.
Bunga tangga
atau bunga bercabang seling (cincinnus),
yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya
cabang-cabangnya bercabang lagi tetapi setiap kali bercabang hanya terbentuk
satu cabang saja, yang arahnya berganti-ganti ke kanan dan ke kiri, misalnya
pada beberapa jenis tumbuhan yang tergolong suku Euphorbiaceae,yaitu kayu merah
(Euphoribia pulcherrima Willd.).
3.
Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang,
tetapi setiap kali bercabang juga hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya
terbentuk ke kiri dan ke kanan, misalnya
bunga kenari (Canarium commune L.).
4.
Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tapi
semua percabang terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan
bentuk seperti sabit, terdapat pada tumbuhan suku Juncaceae.
5.
Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang
seling, semua percabangan terletak pada satu bidang dan cabang tidak sam
panjang, sehingga semua bunga pada bunga majemuk terdapat pada tempat yang sama
tingginya, terdapat antara lain pada tumbuha suku Iridaceae.
Pengamatan bunga majemuk yang
dilakukan pada kegiatan 3, bunga majemuk yang diamati anatara lain: bunga
kembang merak (Caesalpinia plucherima),
bunga sirih (Piper betle), bunga
matahari (Heliantus annuus), bunga petai
cina (Leucaena glauca), bunga
beringin (Ficus sp.), bunga manga (Mangifera indica), bunga anthurium (Anthurium andreanum), bunga melati (Jasminum sambac), bunga buntut tikus (Heliotropin indicum), bunga jadam (Rheo discolor), bunga kastuba (Euphorbia milli).
Bunga kembang merak (Caesalpinia plucherima), merupakan bunga
majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa), bunga ini memiliki tipe tandan (racemes atau botrys) yaitu jika bunga bertangkai nyata, duduk pada
ibu tangkainya, ibu tangkai akan bercabang dan cabang cabang ibu tangkai
tersebut akan mendukung 1 bunga.
Bunga
sirih (Piper betle), merupakan bunga
majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa), bunga ini memiliki tipe untai atau bunga lada (amentum) yaitu seperti bulir, tetapi ibu
tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh
seluruhnya. Bunga sirih merupakan bunga majemuk yang mendukung bunga jantan,
yang betina menjadi buah.
Bunga
matahari (Heliantus annuus),
merupakan bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa), bunga ini memiliki tipe cawan (coymbus atau anthodium ), yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu
tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk seperti cawan (ada
pula tidak begitu nyata), dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunganya.
Terdapat 2 jenis bunga pada bunga matahari yaitu bunga pita di bagian luar dan
bunga tabung di bagian dalam berukuran lebih kecil. Bunga pita merupakan bunga
yang steril sedangkan bunga tabung merupakan bunga fertil karena memiliki putik
dan benang sari di dalamnya.
Bunga
petai cina (Leucaena glauca), merupakan
bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa), bunga ini memiliki tipe bonggol (capitulum), suatu bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi
tanpa daun-daun pembalut dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga
bunga majemuk seluruhnya berbentuk bola.
Bunga
beringin (Ficus sp.), merupakan bunga
majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa), bunga ini memiliki tipe periuk (hypanthodium) yang ujung ibu tangkai menebal berdaging, membentuk
badan yang sama menyerupai periuk, sehingga bunga yang semestinya terletak
padanya lalu terdapat didalam periuk tadi, dan sama sekali tak tampak dari luar.
Bunga
manga (Mangifera indica), merupakan
bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa), bunga ini memiliki tipe malai (panicula) yaitu ibu tamgkainya
mengadakan percabangan secara monopodial, demikian pula cabang-cabangnya,
sehingga suatu malai dapat disamakan denga suatu tandan majemuk. Secara keseluruhan
seringkali memperlihatkan bentuk sebagai kerucut atau limas.
Bunga
anthurium (Anthurium andreanum), merupakan
bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa), bunga ini memiliki tipe tongkol (spadik), seperti bulir, tetapi ibu tangkainya besar, tebal, dan
seringkali berdaging, dalam satu tongkol ini terdapat 2 jenis kelamin bunga,
bagian atas merupakan kelamin betina sedangkan yang bawah kelamin jantan.
Bunga melati
(Jasminum sambac), merupakan bunga
majemuk berbatas (inflorescenti cymosa,
inflorescentia centrifuga) tipe anak payung menggarpu (dichasium) yaitu pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga dan
dibawahnya terdapat 2 cabang di kanan kiri dengan panjang yang sama,kelopak dan
tangkai pada bunga melati ini menyatu.
Bunga
buntut tikus (Heliotropin indicum), merupakan
bunga majemuk berbatas (inflorescenti
cymosa, inflorescentia centrifuga) tipe bunga tangga atau bunga bercabang
seling (cincinnus), yaitu suatu bunga
majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya cabang-cabangnya
bercabang lagi tetapi setiap kali bercabang hanya terbentuk satu cabang saja,
yang arahnya berganti-ganti ke kanan dan ke kiri.
Bunga
jadam (Rheo discolor), merupakan
bunga majemuk berbatas (inflorescenti
cymosa, inflorescentia centrifuga) tipe berkas (fasciculus) yaitu memiliki ibu tangkai yang pendek , bunganya lebih
besar dari pada tukai, bunga jadam memiliki 2 buah seludang bunga yang
melindungi seluruh daun majemuk di dalamnya saat masih muda.
Bunga
kastuba (Euphorbia milli). merupakan
bunga majemuk berbatas (inflorescenti
cymosa, inflorescentia centrifuga) tipe bunga tangga atau bunga bercabang
seling (cincinnus), yaitu suatu bunga
majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selanjutnya cabang-cabangnya
bercabang lagi tetapi setiap kali bercabang hanya terbentuk satu cabang saja,
yang arahnya berganti-ganti ke kanan dan ke kiri, tetapi bunga kastuba memiliki
susunan khas yang disebut cyathium atau
terdapat satu bunga yang dikelilingi oleh 5 bunga bercabang seling yang terdiri
dari 4 bunga jantan.
Kegiatan
4 yaitu dilakukan pengamatan pada bunga untuk dilihat diagramnya dan menuliskan
rumus bunganya. Bunga yang diamati antara lain: bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), bunga anggrek (Dendrobium sp.), bunga jantan dan betina
waluh (Cucurbita moschata), bunga
kana (Canna sp.), bunga pepaya (Carica papaya).
Bunga
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis),
merupakan bunga yang memiliki kelamin ganda (hermaprodit) yang memiliki banyak
simetri lipat. Pada bagian bunganya terdapat 7 kelopak tambahan (epikalix), 5
kelopak (kalix) yang berlekatan, memiliki 5 mahkota bunga (corolla), alat kelamin
jantan (androeceum) dan betina (gynoeceum) berada pada satu tangkai, jumlah
benang sari (stamen) tak terbatas sedangkan jumlah putiknya (pistil) 5 dan
menumpang.
Bunga
anggrek (Dendrobium sp.), merupakan
bunga yang memiliki kelamin ganda (hermaprodit) yang memiliki 1 simetri lipat.
Pada bagian bunganya terdapat tenda bunga (perigonium) sebanyak 3 pada
lingkaran luar dan 2 pada lingkaran dalamnya, alat kelamin jantan (androeceum)
berupa benang sari (stamen) jumlahnya tak hingga dan betina (gynoeceum) berupa
putik (pistil) jumlahnya 3 berlekatan dan menumpang.
Bunga
jantan dan betina waluh (Cucurbita
moschata), merupakan bunga yang memiliki kelamin tunggal, tetapi dalam 1
tumbuhan ditemukan 2 jenis bunga dengan kelamin yang berbeda. Memiliki banyak simetri
lipat. Pada bagian bunganya terdapat 5 kelopak (kalix), memiliki 5 mahkota
bunga (corolla) yang berlekatan. Pada
bunga jantan, alat kelamin jantan (androeceum) sejumlah tak hingga, pada
bunga betina, alat kelamin betinanya (gynoeceum) sejumlah 3 berlekatan dan
tenggelam.
Bunga
kana (Canna sp.), merupakan bunga
yang memiliki kelamin ganda (hermaprodit) yang memiliki 1 simetri lipat. Pada
bagian bunganya terdapat 3 kelopak (kalix), memiliki 3 mahkota bunga (corolla),
alat kelamin jantan (androeceum) berupa benang sari (stamen) jumlahnya 5 dengan
4 buah steril dan 1 buah fertil. kelamin betina (gynoeceum) berupa putik
(pistil) jumlahnya 1.
Bunga
pepaya (Carica papaya), merupakan
bunga yang memiliki kelamin ganda (hermaprodit) yang memiliki banyak simetri
lipat. Pada tumbuhan papaya didapati 3 jenis bunga yaitu bunga jantan, bunga
betina, dan bunga banci. Pada pengamatan bunga pepaya, yang diamati hanya bunga
jantan dan bunga betina saja. Pada bagian bunganya terdapat 5 mahkota bunga
(corolla). Pada bunga jantan terdapat 5 kelopak (kalix) yang berlekatan, alat
kelamin jantan (androeceum) berupa benang sari (stamen) jumlahnya 5. Pada bunga
betina terdapat 5 kelopak (kalix), alat kelamin betina (gynoeceum) berupa putik
(pistil) jumlahnya 5 menumpang.
III.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pada praktikum bagian-bagian bunga
ini dapat disimpulkan bahwa bunga adalah alat perkembangbiakan generatif
tumbuhan biji tertutup. Dalam bagian-bagian bunga yang memiliki macam-macam
atau jenis-jenis bagian yang setiap fungsinya masing-masing bagian bunga
tersebut berbeda-beda. Bunga memiliki 2 golongan yaitu bunga tungal dan bunga
majemuk (inflorecentia).
Bagian-bagian dari bunga antara lain: Tangkai induk bunga (rachis, penduluncus,
penduluncus communis), tangkai bunga (pedicellus) dasar bunga (receptacle), daun
pelindung (bractea), daun tangkai (bracteola), seludang bunga (spatha), daun-daun pembalut
(braktea involukcralis, involucrum), daun-daun tenda bunga (tepalae), kelopak bunga
(kalix), mahkota bunga (corolla), benang sari (stamen), putik (pistil).
DAFTAR
PUSTAKA
Ampullaria,N.,
N. Gracilis, dan N. Reinwardtiana. 2012. Biologi Bunga Tumbuhann Nepenthes. Jurnal Pelangi. 4(2): 66-75.
Astho Pramono, Agus., dkk. 2016.
Bunga Surian (Toona sinensis (A. Juss.) M. Roem.): Morfologi, Fenologi,
dan Serangga Pengunjung. Jurnal Perbenihan Tanaman
Hutan. 4(2): 67-80.
Campbell,
N.A. et al., 2012. BIOLOGI Edisi 8, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi
Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gadjah Mada Press.